UDUL: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI 017 LAHANG BARU KECAMATAN GAUNG
JUDUL: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI 017 LAHANG BARU KECAMATAN GAUNG
A. Latar belakang
Sekolah merupakan lembaga yang bersipat kompelek dan unik.[1]
Dan sekolah sebagai organisasi menjadi tempat untuk mengajar dan
belajar dan tempat untuk menerima dan memberi pelajaran. Terdapat orang
atau sekelompok orang yang melakukan hubungan kerjasama yaitu: kepala
sekolah, kelompok Guru ddan
tenaga fungsional yang lain, kelompok kerja Administrasi/staf, kelompok
siswa atau peserta didik dan kelompok orang tua siswa.[2]
Dalam
kehidupan organisasi Fungsi kepemimpinan adalah bagian dari tugas utama
yang harus dilaksanakan. Dan kepala sekolah yang berhasil apabila
seorang kepala sekolah memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi
yang kompelek dan unik, serta mampu melaksanakan pranan kepala sekolah
sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.
Dalam
hal ini meningkatkan kualitas pendidikan sebagai kepala sekolah,
Supriadi mengemukakan : Erat hubunganya antara mutu kepala sekolah
dengan aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya
sekolah, dan menurutnya prilaku nakal peserta didik.[3]
Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah ialah mengawasi kinerja guru-gurunya, agar pelajaran serta autput yang dihasilkan dari sekolah tersebut menjadi lebih baik.
Dr.Ibrahim
Bafadal, M.Pd mengatakan : salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh
kepala sekolah dasar dalam meningkatkan kemampuan professional guru yang
dipimpinnya, khususnya guru kelas, guru mata pelajaran pendidikan
agama, guru jasmani dan kesehatan, dan guru lainya. Adalah supervise
yang dilakukan secara terus menrus dan continue.[4]
Prof.Dr. Dedi Supriyadi mengatakan
: bahwa guru merupakan segala reformasi dibidang pendidikan, ia
mengatur pendapat Rond Brant hampir semua usaha reformasi dibidang
pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode mengajar
baru pada akhirnya tergantung pada guru, tanpa guru menguasai bahan
pembelajaran dan srategi belajar mengajar. Tanpa mereka dapat mendorong
siswa untuk meningkatkan prestasi yang tinggi. Maka segala upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal[5]
Dalam hal kepemimpinan sebagai kepala sekolah, Pidarta mengemukakan tiga keterampilan yang harus di meliki oleh kepala sekolah untuk
menyukseskan kepemimpinannya, tiga keterampilan tersebut adalah:
keterampilan Konseptual yaitu keterampilan untuk memahami dan
mengoperasikan organisasi, keterampilan manusiawi yaitu keterampilan
untuk kerjasama, memotivasi dan
memimpin, dan keterampilan teknik yaitu keterampilan dalam menggunakan
pengetahuan, metode teknik, serta pelengkapan untuk menyelesaikan tugas.[6]
Ag.Soejono mengemukakan tugas guru dalam Islam adalah:
1. wajib
menemukan pembawaan yang ada pada anak didik dengan berbagai cara
seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket, dan sebagainya.
2. berussaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekankan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.
3. memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai bidang keahlian, keterampilan agar anak didik memilihnya dengan tepat.
4. mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik.
5. memberi bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui dalam mengembangakan potensinya.[7]
Kepala
sekolah sangat bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan
oleh bawahan yaitu perbuatan yang dilakukan oleh guru, siswa, staf dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah.
Berdasarkan
pengamatan sementara yang dilakukan oleh penulis di Sekolah Dasar
Negeri 017 Lahang Baru, kepala sekolah di sekolah tersebut telah
berusaha mealkukan pengawasan sebagai pemimpin di sekolah terhadap
kinerja guru di sekolah tersebut. Namun kepemimpinan yang dilakukan oleh
kepala sekolah tersebut belum maksimal, ini terliht dari gejala-gejala
sebagai berikut:
- Kepala SDN 017 Lahang Baru jarang memeriksa perangkat mengajar guru Pendidkan Agama Islam.
- Kepala SDN 017 Lahang Baru jarang memeriksa kehadiran guru Pendidkan Agama Islam.
- kepala SDN 017 lahang Baru tidak berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru Pendidikan Agama Islam.
Melihat dari gejala-gejala tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan ini dengan judul : “KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 017 LAHANG BARU KECAMATAN GAUNG”
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja Guru Pendidikan
Agama Islam di SDN 017 Lahang Baru Kecamatan Gaung?
2. Apa paktor penghambat dalam kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja Guru Pendidikan Agama Islam di SDN 017 Lahang Baru Kecamatan Gaung?
C. Metodologi Penelitian
- lokasi Penelitian
lokasi
penelitian yang akan penulis lakukan adalah di Sekolah Dasar Negeri 017
lahang Baru Kecamatan Gaung, yang terdiri dari 6(enam) ruangan kelas,
1(satu) ruangan kantor.
- Populasi dan sample
a. Populasi
Pengertian
dari populasi ini secara spesifikasi, Sukardi mengutip pengertian
populasi menurut Babbie yaitu : “Elemen penelitian yang hidup dan
tinggalnya bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil
penelitian.[8]
Mengenai pengertian dari populasi ini, Dr. Irawan Soeharto dalam
bukunya Metode penelitian social bahwa populoasi atau Universe adalah
jumlah keseluruhan unit analisis yaitu objek yang akan kita teliti.[9]
Dari
pengertian di atas diketahui bahwa populasi adalah keseluruhan objek
penelitian dan yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
kepala sekolah SDN 017 lahang Baru Kecamatan Gaung yang berjumlah 1 orang.
b. Sampel
Sample menurut Suharsimi Arikunto, sample diartikan sebagai: sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.[10]
Menurut Sudarwan Danim sample adalah sub unit populasi surpey itu terdiri, yang oleh peneliti dipadang mewakili populasi target, dengan kata lain sample adalah elemen-elemen yang dipilih atas dasar kewakilannya.[11]
- Sobjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah kepala sekolah SDN 017 Lahang Baru Kecamatan Gaung : yaitu bapak Arifin Sya’ban.
b. Objek penelitian
Adapun objek dalam penelian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru PAI di SDN 017 lahang Baru kecematan Gaung.
- teknik pengumpulan data
a. Angket
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan komunikasi dengan sumber data. Jika wawancara dilakukan
dengan komunikasi secara lisan, maka dalam angket komunikasi tersebut
dilakukan secara tertulis. Maka angket yaitu Menyebarkan sejumlah
pertanyaan yang tertulis kepada responden
b. Teknik Dokumentasi
Dekumentasi
adalah meteri data mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,
rapat, lengger, agenda dan sebagainya.[12]
Dengan demikian, dokumentasi merupakan kumpulan data atau barang yang mendukung penelitian ini.
- Teknik analisa data
Setelah
semua data terkumpul kemudian diklasipikasikan menjadi dua bagian yaitu
: data yang berbentuk kualitatif (data yang berbentuk kata-kata) dan
kuantitatif (data yang berbentuk angka-angka), kemudian data tersebut
akan dipersentasikan kembali teknik ini disebut diskriftif kualitatif
dengan persentase dan menggunakan rumus :
P =
100 %


Keterangan : P = Angka persentase
F = Frekuensi
N = Banyak individu[13]
Berdasarkan
indikator diatas dapat dilihat bagaimana kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja Guru Agama Islam di SDN 017 lahang Baru
Kecamatan Gaung dengan ketentuan Sebagai berikut :
Sangat baik = 81%-100%
Baik = 61%-80%
Cukup Baik = 41%-60%
Kurang Baik = 21%-40%
Tidak Baik = 0 %-20%
0 komentar:
Posting Komentar